Oleh : Satriya Nugraha, SP
satriya1998@yahoo.com
Mantan Presiden BEM Fakultas Pertanian Unibraw 2000-2002
Konsultan Pertanian dan Evaluasi Lahan Pertanian
agricoach-inc.com
Baru-baru ini harga daging sapi melonjak hingga sekitar Rp. 50 - 55 ribu per kilogram, fakta ini cukup memberatkan konsumen yang akan melaksanakan kegiatan misal resepsi pernikahan, selamatan, kegiatan keagamaan dan sebagainya. Kenaikan harga daging sapi menyusul kenaikan harga kedelai impor sebelumnya. Hal ini membuat kerepotan Departemen Pertanian dan mereka belum mengeluarkan kebijakan yang menyeluruh untuk menstabilkan kenaikan harga daging sapi. Latar belakang kenaikan tersebut diduga semakin meningkatnya harga daging sapi impor, kenaikan bahan baku impor untuk pakan ternak dan sedikitnya pasokan daging sapi lokal yang berkualitas dengan harga terjangkau. Dikhawatirkan banyak pedagang daging sapi akan gulung tikar.
Padahal kenyataan tersebut kontradiksi dengan kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian RI 2008 yaitu mempercepat pencapaian program percepatan swasembada daging sapi 2010. Beberapa strategi program percepatan swasembada daging sapi 2010 antara lain : inseminasi buatan, penjaringan dan penyelamatan pemotongan betina produktif, pengamanan gangguan reproduksi dan kesehatan hewan, perbaikan kawin alam, pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal, pengembangan SDM dan penyediaan induk bibit. Solusinya diperlukan merestrukturisasi budidaya ternak dan produktivitas ternak sapi lokal, mengendalikan penyakit hewan menular strategis, penyediaan pangan yang asuh (aman, sehat, utuh dan halal) dan penerapan jaminan keamanan pakan ternak.
Oleh karena itu, pihak manakah yang salah ? apakah pihak Deptan RI belum sepenuhnya merealisasikan kebijakannya di tahun 2008? Ataukah Deptan RI belum mampu mengatasi kenaikan harga daging sapi dan kenaikan bahan baku impor pakan ternak ? Ataukah lainnya? Hal ini perlu menjadi kajian serius secara berkelanjutan oleh pihak yang terkait dengan pengelolaan daging sapi dan ternak lainnya dalam mewujudkan menuju penyediaan daging 373,7 ribu ton di tahun 2010. Perlu diketahui, saat ini, Indonesia melakukan impor sebesar 37,4 % yaitu sapi bakalan sebesar 50,3 ribu ton dan impor daging sapi sebesar 104,8 ribu ton.
Pemerintah perlu menyusun blue print pengelolaan peternakan nasional mulai jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Blue print pengelolaan peternakan nasional 2008-2013 terdiri dari : visi dan misi pengelolaan peternakan nasional, kebijakan utama dan kebijakan pendukung, menyusun strategi dan program utama serta program pendukung yang melibatkan masyarakat dan sosialisasi kepada masyarakat. Semoga pemerintah cepat merespon dan menstabilkan kenaikan harga daging sapi secepatnya sehingga kebutuhan hidup masyarakat tidak semakin tercekik. Diharapkan akan terjadi peningkatan penyediaan daging dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sebesar 414,37 ribu ton pada tahun 2010.
Malang, 26 Februari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar