Oleh : Satriya Nugraha, SP
satriya1998@gmail.com
Konsultan Pertanian Organik dan Evaluasi Lahan Pertanian
Mantan Presiden BEM Fakultas Pertanian Unibraw 2000-2002
Petani, terkadang dianggap sebagai profesi yang selalu dipinggirkan tetapi selalu dijadikan obyek penting saat kepentingan sesaat bermunculan misalnya pengucuran program pemerintah dari tahun ke tahun, program kampanye tiap lima tahun. Pemerintah dan tokoh politik jarang ada ketulusan mengoptimalkan peran dan keberdayaan petani dalam membangun Indonesia dulu, sekarang apalagi masa depan, Andai kita menyadari betapa besarnya potensi para petani ... andai mereka bukan hanya cukup bersyukur jadi buruh tani, mengingat jumlah mereka 80% di pedesaan, andai mereka menjadi petani entrepreneur, betapa indahnya indonesia tercinta kita.
Hasil diskusi “petani entrepreneur ala dapur mc donalds”', jumat 5 februari 2010 kemarin di mcd sarinah malang menyatakan bahwa metode perluasan lahan dan manajemen stok merupakan cara yang sering dilakukan petani di luar negeri. Hanya menggunakan 2 teknik itu saja mereka bisa menguasai pasar dunia, Mari kita melihat betapa luasnya kepemilikan lahan petani apel di negara Amerika dan China dan pasti banyak masyarakat tidak tahu kalau apel impor yang masuk indonesia ternyata ada yang sudah disimpan 6 bulan di coldstorage baru dipasarkan. Itu pun kita masih berebut beli kok !.. Mekanisasi pertanian dan etos kerja petani juga perlu diperhatikan . Penggunaan alat pertanian mesti terus ditingkatkan untuk mengurangi kerusakan pasca panen. Etos kerja petani kita pun perlu dirubah pelan-pelan. Petani Jepang berangkat pagi pulang sore dan terus mencari inovasi bukan cuma melakukan rutinitas. Petani kita jam 12 siang sudah pulang ke rumah. Jarang jumlah petani melakukan inovasi apa pun.
Petani Indonesia sebagian merupakan petani tua, petani adat dan dentik dengan 'susah menerima inovasi'. Ada orang bilang perlu merubah waktu 20 tahun dimana petani muncul atas mudah menerima inovasi dan teknologi pertanian terbaru. Contohnya sosialisasi informasi urea dibagikan gratis kepada petani tahun 1965, petani menolak. Kemudian dibagikan gratis tahun 1975, petani masih menolak. Akhirnya, urea dicari petani tahun 1985. Hal ini membutuhkan waktu 20 tahun. Kemudian sosialisasi informasi traktor masuk Indonesia tahun 1975. Traktor dibagikan gratis kepada petani tahun 1985, petani menolak. Mekanisasi pertanian masih ditolak tahun 1994. Akhirnya traktor dicari, membajak dengan sapi ditolak tahun 2000. Hal ini membutuhkan waktu sekitar 20 tahun.
Artinya petani akan berubah sikap, motivasi dan berpikir inovatif membutuhkan waktu 20 tahun. Cukup lama bukan. Tetapi sikap dan motivasi petani ternyata bisa dipercepat apabila inovasi dan teknologi pertanian terbaru memiliki paket tambahan. Adanya pangsa pasar pertanian yang jelas, dukungan bantuan akses permodalan, adanya bank petani, pendampingan terhadap motivasi petani. Sikap malas petani Indonesia perlahan-lahan perlu dihilangkan. Petani jangan terlalu tergantung pemerintah. Kelompok petani berpikiran dan bersikap maju perlu mandiri mencari pangsa pasar di luar negeri. Memasuki trend pasar pertanian dunia. Daya saing wirausaha petani bisa meningkat di pasar pertanian internasional bila semakin banyak bermunculan petani wirausaha baru di pedesaan. Dengan demikian, hal-hal tersebut di atas sebaiknya dilakukan apabila kita ingin mewujudkan petani wirausaha (petani entrepreneur).
jadilah petani y melek marketing, jadilah petani y cerdas finansial, jadilah PETANI ENTREPRENEUR!
BalasHapus