Oleh : Satriya Nugraha, SP
satriya1998@gmail.com
Mantan Presiden BEM FP UB 2000-2002 ; Konsultan Ekowisata
Anggota Masyarakat Pariwisata Indonesia Jatim (MPI Jatim)
Sebagai salah satu tujuan daerah tujuan wisata di Indonesia, Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur memiliki beragam potensi pariwisata selain karena letaknya yang strategis, memiliki aneka ragam obyek dan daya tarik wisata baik ekowisata, wisata sejarah maupun wisata religi. Potensi tersebut apabila dikelola dengan baik tentu akan mampu menjadi salah satu sumber perolehan PAD dan menjadi pengungkit ekonomi Kabupaten Mojokerto dan Propinsi Jawa Timur. Pengembangan pariwisata Kabupaten Mojokerto diharapkan mampu menggerakkan roda kegiatan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan di Jawa Timur.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penulis (03/03/2011) berkeliling ke sejumlah obyek wisata Kabupaten Mojokerto, untuk melihat, mendengar dan merasakan langsung serta menggali langsung potensi ekowisata, wisata air panas, wisata sejarah, wisata religi. Obyek wisata tersebut antara lain : Candi Pertirtaan Jolotundo, Wana Wisata Air Terjun Dlundung, Wana Wisata Padusan Pacet,Wana Wisata Coban Canggu, Makam Troloyo dan Ekowisata Tanjungan. Obyek wisata tersebut di atas bisa lebih dikembangkan dan dipercantik sehingga meningkatkan kepuasan wisatawan baik mancanegara maupun domestik.
Candi pertirtaan Jolotundo di Desa Seloliman Kecamatan Trawas merupakan wisata arkeologis dan sejarah, tempat petilasan Raja Airlangga beristirahat di lereng gunung Penanggungan. Di sekitar Candi Pertirtaan Jolotundo terdapat juga Candi Naga I, Candi Naga II, Candi Siwa, Candi Bayi, Candi Shinta dan Candi Pura yang merupakan kesatuan dari Candi Jolotundo itu sendiri. Candi pertirtaan Jolotundo memiliki pemandian dimana pengunjung wisata bisa mandi agar mendapatkan mitos khasiat sesuai keinginan setelah mereka mandi.
Kemudian wana wisata Air Terjun Dlundung merupakan wisata air terjun alami, biasanya digunakan untuk camping area, hiking, jungle tracking, gathering, outbound, menikmati segarnya air terjun. Wana wisata ini memiliki potensi sebagai wana wisata berwawasan lingkungan, bisa diusulkan dalam Lomba Daya Tarik Wisata Berwawasan Lingkungan dengan penghargaan Citra Pesona Wisata yang diadakan oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata setiap tahunnya.
Wana Wisata Padusan Pacet sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur, merupakan wisata air panas dan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan tiap liburan sekolah. Hanya saja, perlu diadakan pelebaran jalan sebelum pintu masuk wana wisata ini agar bis pariwisata bisa melewati dengan lancar, tidak terjebak macet setiap liburan sekolah. Pemerintah Provinsi Jawa Timur bisa membantu anggaran pelebaran dan pengaspalan jalan ini kepada Pemkab Mojokerto di masa mendatang. Tidak lupa juga, Kementrian Budpar RI sebaiknya membantu perbaikan kios-kios UKM, Dinas Koperasi, UKM dan Mikro Jatim sebaiknya membantu bantuan permodalan UKM yang berjualan di Wana Wisata Padusan Pacet.
Kemudian wana wisata Coban Canggo merupakan ekowisata air terjun alami, yang memiliki daya tarik wisata lebih baik dikembangkan agar menjadi wana wisata berwawasan lingkungan. Daya tarik wisata sebagai salah satu aspek dalam pembangunan kepariwisataan harus dikembangkan dengan memperhatikan aspek-aspek pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, dan pelestarian sumber daya alam kepariwisataan. Pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata Coban Canggo ke depan perlu didasarkan atas : (1) memanfaatkan lingkungan secara lestari; (2) partisipasi aktif masyarakat; (3) bermuatan pendidikan, pembelajaran dan rekreasi; (4) berdampak negatif minimal; (5) memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah.
Dan yang terakhir, penulis mengunjungi Ekowisata Tanjungan di Desa Tanjungan, Kecamatan Kemlagi. Ekowisata Tanjungan merupakan kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Berdasarkan Permendagri 33/2009 tentang pedoman pengembangan ekowisata di daerah, maka pengembangan ekowisata wajib memberdayakan masyarakat setempat, dimulai dari perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata. Semoga wisata sejarah, wisata religi, ekowisata, wisata buatan di Kabupaten Mojokerto mulai diperhatikan Kementrian Budpar RI, Pemprov Jawa Timur, pengusaha Nasional dan masyarakat peduli kemajuan pariwisata Indonesia. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar