Blog ini untuk menampilkan dunia penulisan dan karya-karya tulis SATRIYA NUGRAHA,SP ; baik yang sudah dimuat di media massa, dimuat www.kompasiana.com maupun belum dimuat, merupakan wadah bagi pemuda dan komunitas untuk berbagi info dan berbagi ilmu kepenulisan, mengangkat penulis sebagai sebuah profesi, penulis adalah Konsultan Ekowisata, Wirausaha Mesin Abon Ikan CV.FIVASS General Trading Kota Malang,Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Jawa Timur 2014-2019.
Kamis, 31 Mei 2012
Amerika Perangi Ikan Gurame Asia-Indonesia
Oleh : Satriya Nugraha, SP
Konsultan Ekowisata, Wirausaha Mesin Abon Ikan “BONIK”
satriya1998@gmail.com ; satriya1998@yahoo.com
Kebutuhan masyarakat akan protein hewani akhir—akhir ini semakin meningkat, hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat daging sebagai bahan makanan, sehingga tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan juga meningkat. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang harganya relatif murah dan mudah didapatkan serta mempunyai nilai gizi yang tinggi (Suyanto, 1990). Ikan gurami (Osphronemus gouramy, Lac.) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina.
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal ikan gurami, ikan gurami memiliki rasa daging yang gurih dan lezat. Gurami termasuk salah satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi masyarakat. Namun pertumbuhan Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) lambat dibandingkan dengan ikan budi daya lainnya, karena untuk mencapai ukuran konsumsi dengan berat badan minimal 500 gram dari benih berukuran 1 gram memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari 1 tahun. Pertumbuhan lambat ini menyebabkan orang beranggapan bahwa ikan ini tidak dapat dipelihara secara intensif Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup (Ricky, 2008).
Pada umumnya ikan mengalami pertumbuhan secara terus menerus sepanjang hidupnya. Hal ini menyebabkan pertumbuhan merupakan salah satu aspek penting yang dipelajari dalam dunia perikanan, dikarenakan petumbuhan yang menjadi indikator bagi kesehatan individu dan populasi yang baik bagi ikan. Dalam istilah sederhana pertumbuhan dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Apabila ditinjau lebih lanjut maka sebenarnya pertumbuhan itu merupakan suatu proses biologi dimana banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor dari dalam tubuh ikan maupun faktor dari luar (Reinthal, 2005).
Namun pertumbuhan ikan gurame Asia di Amerika Serikat mengalami kenaikan drastis. Kisah tentang ikan seberat 14 kilogram yang melompat ke dalam perahu dan melukai pemancing, mungkin hanyalah mitos kalau itu tidak direkam dan diunggah ke You Tube, situs video umum yang memuat puluhan video ikan gurame terbang. Kalau kita menyangka kegemaran memancing itu menggembirakan, karena ikan tangkapan itu benar-benar melompat ke perahu kita, sebenarnya itu yang paling tidak diinginkan oleh para pemancing di Minnesota. Mereka khawatir dengan adanya berita bulan Maret lalu bahwa nelayan komersial menangkap ikan gurame Asia di Sungai Mississippi, di sebelah Tenggara Minnesota. Pada bulan April, hal yang sama juga terjadi di anak sungai di dekatnya.
"Bagi saya, itu mengherankan , kami belum pernah melihat sebelumnya," ujar pakar biologi perikanan, Peter Sorensen, dari Universitas Minnesota. Ia mengatakan, terdapat jutaan ikan gurame Asia di hilir sungai di Iowa. Sebagian beratnya bisa mencapai 45 kilogram. Sorensen mengatakan, ikan-ikan gurame itu kuat makan dan berlomba makan dengan ikan-ikan setempat. Itulah sebabnya ia menyatakan perang terhadap gurame Asia. “Saya sudah ke berbagai daerah di dunia, di mana spesies tidak banyak, tetapi mengganggu, dan itu menyedihkan, juga tragis,” ujarnya lagi. Tetapi, para ilmuwan belum memahami sepenuhnya, bagaimana ikan gurame Asia itu pindah dan berkembang biak.
Sorensen punya beberapa tangki penuh dengan ikan di laboratoriumnya. Ia berharap menemukan cara untuk mengganggu penciuman ikan-ikan itu atau pola bertelurnya, apa pun yang dapat mencegahnya berpindah tempat dan berkembang-biak. Tetapi untuk sementara ia mengatakan, sangatlah penting untuk mencegah ikan-ikan itu menyebar lebih jauh ke utara.
Sorensen khawatir, gurame Asia itu akan pindah ke kawasan danau-danau yang dikenal dengan Sepuluh Ribu Danau dan membinasakan ikan-ikan lokal. Ia mengatakan, cara terbaik untuk memperlambat populasi ikan gurame Asia adalah menutup hulu sungai Missisippi dari lalu-lintas perahu. Senator Amerika Amy Klobuchar mengajukan usul itu ke Kongres yang mengizinkan penutupan pintu air di Minneapolis, jika ada satu ekor ikan gurame dewasa ditemukan di dekat sana. Anggota Kongres itu mengatakan, ikan gurame itu merupakan ancaman utama bagi industri pariwisata negara bagiannya yang sangat bertumpu pada wisata pemancingan. "Ikan-ikan itu adalah suatu ancaman yang memerlukan tindakan cepat dan tegas.
Kami mencintai Minnesota dan ingin tetap terkenal sebagai Negara bagian Sepuluh Ribu Danau. Kami tidak ingin dikenal sebagai negara bagian dengan 50.000 ikan gurame,” papar Senator Klobuchar. Namun, rencana penutupan pintu air itu mendapat kecaman. Pengguna industri mengatakan, melarang kapal-kapal tongkang, berarti akan lebih banyak muatan dengan truk di jalan-jalan. Greg Breining, wartawan dan penulis sejumlah buku tentang alam dan lingkungan mengatakan, tindakan drastis memusnahkan ikan-ikan itu, menghabiskan biaya mahal dan sia-sia. Keberadaan Ikan Gurame Indonesia sampai ke perairan Minnesota perlu dipelajari sampai mendalam. Karena saat ini, para ilmuwan belum memahami sepenuhnya, bagaimana ikan gurame Asia itu pindah dan berkembang biak.
SUMBER :
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/06/01/m4wskl-as-perangi-ikan-gurame-asia-kenapa-ya
Reinthal, 2011. Ichtyology. phttp://eebweb. arizona. edu/couses/ eco1482-582/ lecture- I -2011-6.pdf
Ricky, 2008. Usaha Pemeliharaan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Penebar Swadaya, Jakarta: 2008.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar